Sabtu, 02 April 2011

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo


Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo
1. Penyiapan lahan
• Pengolahan tanah dilakukan pada musim kemarau menjelang datangnya musim hujan.
• Pengolahan tanah diperlukan untuk menciptakan kondisi tumbuh yang baik. Pada tanah datar sampai kemiringan kurang dari 5%, pengolahan tanah dicangkul (bajak) 2 kali dan satu kali garu.
• Pada lahan dengan kemiringan lebih dari 15%, pengolahan tanah sederhana (minimum tillage) atau tanpa olah tanah (TOT).

2. Pemilihan varietas
• Pemilihan varietas padi gogo didasarkan pada : 1) kesesuaian terhadap lingkungan tumbuh (ketinggian dan iklim), 2) umur tanaman berkaitan dengan curah hujan dan pola tanam, 3) ketahanan hama penyakit dan 4) produktivitas.
• Pilihan varietas adalah: situ gintung, gajah mungkur, kalimutu, way rarem, jatiluhur, cirata,towuti, limboto, danau gaung, batu tegi, situ patenggang dan situ bagendit.

3. Tanam
• Penanaman dilakukan pada awal musim hujan (Oktober - November) bila terdapat 1 - 3 hari hujan berturut-turut dengan curah hujan 21 mm/minggu.
• Tanam sistim alur, lahan yang telah dipersiapkan dibuat alur sedalam 3-4 cm dengan jarak antara alur 20-25 cm. Benih disebar secara diicir, kemudian alur ditutup kembali dengan tanah.
• Sistem tanaman tugal dengan kedalaman 3-5 cm dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm, kemudian 2 - 3 butir benih dimasukkan ke dalam setiap lubang tanam dan ditutup kembali dengan tanah.
• Kebutuhan benih 30 - 50 kg/ha.
• Apabila kelembaban tanah cukup, benih sebaiknya direndam sekitar 24 jam.

4. Pemupukan
• Dosis pupuk yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.
• Dosis pupuk N berkisar 300-400 kg urea/ha yang diberikan 2 atau 3 kali, yaitu 1/3 bagian pada pada umur 15 hari, 1/3 bagian pada stadia anakan ( 30-40 hari setelah sebar), 1/3 bagian pada saat menjelang primordia (50-60 hari setelah sebar) atau 1/3 bagian pada stadia anakan dan 2/3 bagian pada saat menjelang primordia.
• Pupuk Fosfor (P) dan Kalium (K) diberikan pada saat tanam, dengan dosis 100-150 kg SP-36/ha dan 100 kg KCI/ha.
• Pupuk kandang dengan dosis sekitar 5 ton/ha, diberikan pada saat pengolahan tanah.

5. Pengendalian gulma
• Penyiangan dilakukan seawal mungkin.
• Penyiangan pertama dilakukan pada umur 14-21 hari setelah sebar (HSS) dan penyiangan kedua pada umur 35-40 HSS.
• Penyiangan secara manual menggunakan cangkul atau kored, bila memungkinkan penyiangan dapat dibantu dengan penyemprotan herbisida (propanil).

6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama dan penyakit utama yang menganggu pertanaman padi gogo, antara lain: blast, bercak daun, lalat bibit, tundi, wereng coklat, dan walang sangit. Penyakit blast disebabkan oleh jamur (Pyricularia oryzae), gejala serangan adalah bercak daun berbentuk belah ketupat, menyerang buku-buku dan malai, sehingga terjadi patah, batang atau busuk malai, pengendaliannya adalah sebagai berikut:
• Pemupukan berimbang, hindarkan pemupukan N yang berlebihan, pupuk K dapat mengurangi keparahan serangan penyakit.
• Menanan varietas toleran
• Menggunakan fungisida

7. Panen dan Penanganan Hasil
• Pemanenan tanaman dilakukan bila gabah telah menguning sekitar 90% atau pada umur 30-35 hari setelah berbunga tergantung varietas.
• Perontokan menggunaaan alat perontok, minimal pedal tresher sederhana. Diusahakan kehilangan hasi sekecil mungkin dengan cara pengumpulan batang padi segera setelah disabit, pengangkutan dan tempat penyimpanan yang baik.
• Gabah disimpan pada kadar air + 12 % (bila gabah digigit terasa keras dan berbunyi) dengan menggunakan wadah yang bersih dan bersih dan bebas hama.
• Untuk mendapatkan mutu giling dan rendemen beras yang baik, diusahakan: (1) gabah harus seragam dan bersih, (2) gabah yang baru dikeringkan harus diangin-anginkan agar beras tidak pecah dan (3) sebelum digiling beras yang baru disimpan harus dijemur untuk menyeragamkan kadar airnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar