Jumat, 29 April 2011

PESTISIDA NABATI (MIMBA)


Agar pengendalian yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan, maka Geier (1966) cit. Pedigo (1991) mengemukakan empat persyaratan berikut :
(1) pengendalian hama harus selektif terhadap hama yang dikendalikan.
(2) Bersifat komprehensif dengan sistem produksi
(3) Kompatibel dengan prinsip-prinsip ekologi
(4) Bersifat toleran terhadap spesies yang potensial dapat merusak tanaman tetapi masih dalam batas-batas yang secara ekonomis dapat diterima.
            Mengacu pada persyaratan tersebut, maka oleh para akhli perlindungan tanaman pengertian Pengendalian Hama kemudian dipertajam menjadi Konsepsi Pengelolaan Hama dengan memasukan komponen lingkungan secara eksplisit, yaitu bahwa Pengendalian Hama adalah Pengelolaan Hama yaitu pendekatan yang komprehensif dalam pengendalian hama dengan menggunakan kombinasi berbagai cara untuk menurunkan status hama sampai tingkatan yang dapat ditoleransikan sementara qualitas lingkungan dapat tetap terjaga dengan baik.

Manfaat Insektisida tumbuhan
            Pengendalian menggunakan pestisida tumbuhan/nabati yang akrab lingkungan, disebut demikian karena bahan kimia nabati ini dapat mudah terurai, dapat dibuat oleh petani karena bahan baku tersedia disekitar lokasi, dan harga pembuatan yang terjangkau. Kelemahan pestisida nabati adalah:
1. Daya tahan yang singkat (sangat mudah berubah/terurai), oleh karena itu volume aplikasi harus direncanakan dengan cermat agar efisien,
2. Konsentrasi larutan yang dihasilkan masih tidak konsisten karena sangat tergantung pada tingkat kesegaran bahan baku.
3. Diperlukan standar pengolahan untuk tiap tanaman dan standar aplikasi penggunaan bagi pengendalian OPT.

Mimba (Azadirachta indica)
            Tanaman ini telah lama dikenal dan mulai banyak digunakan sebagai pestisida nabati menggantikan pestisida kimia. Tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida, dan fungisida. Senyawa aktif yang dikandung terutama terdapat pada bijinya yaitu azadirachtin, meliantriol, salannin, dan nimbin. Tanaman ini dapat mengendalikan OPT seperti : Helopeltis sp,; Empoasca sp.; Tungau jingga (Erevipalpis phoenicis), ulat jengkal (Hyposidra talaca), Aphis gossypii, Epilachna varivestis, Fusarium oxyporum, Pestalotia, sp.; Phytophthora sp.; Heliothis armigera, pratylenchus sp.; Nilaparvata lugens, Dasynus sp.; Spodoptera litura, Locusta migratoria, Lepinotarsa decemlineata, palnoccocus citri, Agrotis ipsilon, Callosobruchus chinensis, Alternaria tenuis, Carpophilus hemipterus, kecoa, Crysptolestes pussillus, Corcyra cephalonnomia, Crocidolomia binotalis, Dysdercus cingulatus, Earias insulana, Helycotylenchus sp.; Meloidogyne sp.; Musca domestica, Nephotettix virescens, Ophiomya reticulipennis, Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii, Sitophilus sp.; Sogatella furcifera, Tribolium sp.; tungro pada padi, Tylenchus filiformis.
            Cara pemanfaatan tanaman ini sebagai pestisida nabati dapat dilakukan dengan:
1. Biji nimba dikupas / daun dimba ditumbuk lalu direndam dalam air dengan konsentrasi 20 – 25 gram/l;
2. Endapkan selama 24 jam kemudian disaring agar didapat larutan yang siap diaplikasikan;
3. Aplikasi dilakukan dengan cara disemprotkan atau disiramkan;
4. Sedangkan untuk pengendalian hama gudang dilakukan dengan cara membakar daun atau batang hingga didapatkan abu, lalu sebarkan/ letakkan didekat sarang atau dijalur hama tersebut mencari makan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar